Macam-Macam Golongan Pemuda Dalam Liburan Sekolah



 Ketika tiba musim liburan, para pemuda dan pemudi Islam terbagi menjadi tiga golongan :
  1. Golongan yang menganiaya dirinya sendiri;
  2. Golongan yang bersikap pertengahan; dan 
  3. Golongan yang menjadi pelopor kebaikan.
Untuk lebih jelasnya mari sama-sama kita simak penjelasan berikut ini :

     1. Golongan yang menganiaya dirinya sendiri

Yang dimaksud golongan yang menganiaya dirinya sendiri adalah pemuda yang mengira bahwa hidup ini sekadar nyanyi, dansa, main-main, hiburan, makan, minum, tidur, shopping, pergi, dan pulang. Mereka tidak menyadari bahwa kelak Allah akan meminta pertanggungjawaban darinya atas tiap detik yang telah ia habiskan dalam hidupnya.

Dia adalah para pemuda pemudi yang menjadikan liburan atau masa cutinya untuk melampiaskan ambisi nafsunya, melakukan berbagai pelanggaran, dan menambah keburukan. Dia sama sekali lupa akan pengawasan Allah swt.

Bila kau menyendiri dengan tindakan dosamu dalam kegelapan
Karena hawa nafsu mendorongmu melakukan pelanggaran maka malulah kamu kepada pengawasan Allah
Katakanlah kepada hawa nafsumu :
“Sesungguhnya Allah yang menciptakan kegelapan melihatku!”

Dia adalah pemuda yang lupa akan adanya pengawasan dari Allah yang selalu melihatnya dan lupa akan hari perjumpaan dengan-Nya. Dia mendengarkan musik dan nyanyian serta menari bersama dengan orang-orang yang menari mengikuti irama musik. Dia lupa bahwa sesungguhnya dia adalah keturunan Khalid binWalid yang namanya harum sepanjang masa lagi terkenal di dunia sebagai sosok yang berhasil membinasakan para penyembah berhala di muka bumi untuk meninggikan kalimat laa ilaaha illallaah.

Dia lupa bahwa sesungguhnya dirinya adalah keturunan Sa’ad bin Abu Waqqash yang telah berhasil menghantam Iwan Kisra dan mengumandangkan takbir di kerajaannya. Setelah runtuh kerajaannya jadilah mereka seperti yang disebutkan dalam firman-Nya : QS. Ad-Dukhaan (44) : 25-28

Dia lupa bahwa dirinya adalah keturunan Umar bin Khaththab yang bila disebutkan namanya di berbagai tempat pertemuan para kaisar dan para kisra, mereka (bagaikan orang yang) pingsan tak sadarkan diri (karena gentar). Adapun masa kini keturunan Umar, Khalid, dan Sa’ad keluar dengan bernyanyi-nyanyi dan menari-nari sambal bermain-main dengan penuh semangat. Demi Allah, ini tidak pantas, bathil, aniaya, dan melampaui batas.

Siapakah yang pernah mengangkat senjata
Untuk meninggikan nama-Mu
Di atas ketinggian bintang-bintang sebagai Menara petunjuk
Kami dahulu bagaikan gunung di atas  gunung
Dan barangkali kami bagaikan ombak lautan di atas ombak lautan

Siapakah yang bertanggung jawab atas generasi keturunan ‘Umar, Khalid dan Sa’ad ini sehingga mereka menjadi kalangan para penyanyi laki-laki dan perempuan dan para penari laki-laki dan perempuan?

Pemuda dari golongan ini selalu menunggu-nunggu masa liburan dengan penuh antusias untuk memuaskan kesenangan-kesenangannya. Adapun mengenai shalat lima waktu . Jangan lagi Anda tanyakan hal itu, karena sesungguhnya mereka telah menyia-nyiakannya; Al-qur’an telah ditinggalkannya; dzikir tidak lagi dikenalnya; dan masjid tidak pernah didatanginya.

Yang disukainya adalah majalah-majalah porno; kesenangannya adalah nyanyian gila-gilaan; dan teman-temannya adalah mereka yang menjadi sampah masyarakat. 

 2. Golongan yang bersikap pertengahan
Mengenai golongan kedua alias golongan yang pertengahan ini, maka mereka tidak memanfaatkan waktu liburnya durhaka kepada Allah. Bahkan mereka memanfaatkannya untuk hal-hal yang diperbolehkan seraya menunaikan hal-hal yang difardhukan dan menjauhi hal-hal yang diharamkan.
Akan tetapi, mereka gunakan waktu liburnya untuk tidur-tiduran. Bila tidak tidur, mereka sibuk dengan jalan-jalan, piknik, dan rekreasi. Mengapa mereka tidak memanfaatkan waktu liburnya untuk hal-hal yang berguna, seperti membaca buku, membaca Al-Qur’an, dan menambah ilmu pengetahuan???

Sebagian kalangan ilmuwan ada yang mengatakan bahwa barang siapa yang tidur selama delapan jam setiap dua puluh empat jamnya, berarti dia telah menghabiskan usianya yang enam puluh tahun untuk tidur selama dua puluh tahun. Sisanya yang empat puluh tahun ia gunakan untuk main-main., hal-hal yang tidak berguna, melakukan kedurhakaan dan pelanggaran, dan menyibukkan diri dengan duniawi dan uang.

3           3. Golongan yang menjadi pelopor kebaikan

Mereka adalah pemuda Islam, pembimbing tauhid dan penyuluh ajaran Muhammmad saw, dan mereka adalah orang-orang yang akan membawa fajar baru bagi agama Islam ini. Sesungguhnya mereka adalah para pemda yang mengetahui arti kehidupan. Mereka mengetahui bahwa kelak mereka akan berdiri di hadapan-Nya yang mengetahui semua yang ghaib untuk dimintai pertanggungjawaban. Mereka mengetahui bahwa dahulu ulama salaf yang shalih memanfaatkan waktu-waktu mereka untuk hal-hal yang diridhai Allah swt.

Dahulu Sa’id bin Musayyab ra tidur sebentar, lalu bangun dan berkata kepada dirinya sendiri, “ Bangunlah, hai sarang segala keburukan! Demi Allah, kamu tidak boleh tidur lagi sampai fajar.”

Al-Aswad bin Yazid adalah seorang yang senantiasa puasa, sehingga orang-orang lain berkata kepadanya : “Berikanlah keringanan kepada dirimu dari puasa. “Al-Aswad menjawab : “jika aku telah berada di dalam kubur, siapakah yang akan menggantikan puasaku? Siapakah yang akan menggantikan shalatku? Dan siapakah yang akan menggantikan bacaan Al-qur’anku?”

وَحِيلَ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ مَا يَشْتَهُونَ كَمَا فُعِلَ بِأَشْيَاعِهِمْ مِنْ قَبْلُ إِنَّهُمْ كَانُوا فِي شَكٍّ مُرِيبٍ
“Dan dihalangi antara mereka dengan apa yang mereka ingini sebagaimana yang dilakukan terhadap orang-orang yang serupa dengan mereka pada masa dahulu. Sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) dalam keraguan yang mendalam.
 (QS.Saba’ (34):54)

Pemuda pelopor kebaikan ini menjadikan Kitabullah sebagai pegangan dan temannya, pelera duka, dan penghibur hatinya. Shalat lima waktu tidak pernah tertinggal olehnya dan mereka tidak pernah terlambat dari shalat berjama’ahnya.

Mereka adalah para pemuda yang haus akan ilmu pengetahuan lagi penuh dengan semangat yang menyala-nyala dalam memecahkanberbagai permasalahannya dan gemar melakukan penelitian. Mereka selalu memanfaatkan waktunya untuk hal-hal yang berguna lagi tidak pernah terlambat dari menghadiri pengajaran-pengajaran yang mengandung hidayah, kebaikan, dan ceramah-ceramah keilmuan dan keimanan.

Pelajaran mereka adalah dakwah dan pertemuan-pertemuan mereka penuh  dengan semangat yang menggugah dan membangkitkan, dan gerakan mereka adalah ketaatan. Mereka adalah pelopor dalam meraih  kebaikan.

ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ
“Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan, dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.”
(QS.Faathir (35):32)

Dalam kitab-kitab Hadits disebutkan sebuah hadits dengan sanad yang shahih bahwa sejumlah pemuda datang menghadap Rasulullah saw, lalu beliau bertanya : “Apa yang kalian kehendaki?” masing-masing dari mereka pun mengemukakan permintaannya yang berkaitan dengan masalah keduniawian dan penghidupan. Seseorang dari mereka meminta baju, lalu beliau memberinya; yang lain meminta uang, maka beliau memberinya; dan yang lainnya lagi meminta makanan, beliau pun memberinya.

Akan tetapi yang seorang lagi dari mereka hanya diam, lalu berkata : “Wahai Rasulullah, aku ingin engkau bersedia berbicara berdua denganku untuk suatu keperluan, “ maka Rasulullah saw pun menyendiri dengannya. Pemuda itu berkata : “Sesungguhnya aku tidak menginginkan kebendaan duniawi, tetapi aku ingin menjadi temanmu di surga. “Rasulullah bertanya : “Apakah ada permintaan lainnnya?” Pemuda itu menjawab : “Hanya itu yang saya minta.” Rasulullah saw pun bersabda :

Azdz-Dzahabi mengatakan bahwa telah diriwayatkan dari Imam Ahmad bahwa ia melakukan shalatnya selain yang fardhu dalam sehari semalam sebanyak tiga ratus raka’at. Ketika ia dipenjara dan dicambuki karena membela di jalan Allah dan demi meninggikan kalimat-Nya, dia tidak mampu shalat selain seratus lima puluh raka’at saja selain dari yang fardhu.

Adz-Dzahabi mengatakan bahwa di antara orang-orang yang banyak shalatnya mulai dari ‘Isya’ sampai fajar adalah Ali bin Husain Zainul Abidin. Disebutkan bahwa apabila malam terasa panjang baginya dan fajar mulai mendekat, ia beranjak dan berwudhu’. Lalu mendatangi pembaringannya seraya berkata : “Alangkah indahnya kamu. Alangkah hangatnya kamu dan alangkah menyenangkannya kamu. Akan tetapi,  di surga ada yang  lebih baik, lebih menyenangkan, dan lebih hangat daripada kamu. Demi Allah, aku tidak akan tidur sampai pagi hari, “ Dia pun shalat sampai fajar. Apabila fajar telah terbit,  terlihatlah dari roman wajahnya seberkas cahaya seperti obor yang terang.

Orang-orang bertanya kepada Al-Hasan Al-Bashri : “Mengapa orang-orang yang gemar shalat malam hari wajahnya terlihat seakan-akan ada cahaya?” Al-Hasan menjawab : “Karena mereka menyendiri dengan Allah, maka Allah memakaikan kepada mereka sebagian dari cahaya-Nya.”

Wahai pemuda-pemudi Islam, wahai generasi Muhammad saw. wahai para penjaga negeri Islam. Kalian dicalonkan untuk kembali ke jala Allah; kalian dicalonkan untuk memimpin manusia, kalian dicalonkan untuk amar ma’ruf nahi munkar. Tiada yang memimpin manusia, kecuali kalian. Tiada yang memberi hidayah dan petunjuk kepada kebaikan kecuali kalian. Tiada orang yang mengarahkan mereka kepada agama Islam, kecuali kalian.

Tanyakan pada diri kita sendiri, termasuk pada golongan manakah kita? Apa yang sudah kita perbuat untuk agama kita, apa yang sudah kita perbuat untuk keluaraga kita, apa yang sudah kita perbuat untuk negara kita. Apa itu keburukan ataukah kebaikan yang sudah kita perbuat selama ini?? Mari sama-sama kita bermuhasabah diri. Karena kesempatan hidup didunia hanyalah sekali. Majulah dan bangkitlah wahai pemuda-pemudi Islam. Karena kebangkitan Islam ada ditangan kita.

Wallaahu’alam bisshawab.. 

Sumber : buku “Cambuk Hati” karya Dr. ‘Aidh bin Abdullah Al-Qarni  

SEMOGA BERMANFAAT

Komentar

  1. Saya masih termasuk golongan pemuda pertengahan , astagfirullah. Jazakillah ukti, bacaannya sangat bermanfaat :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. waiyyaki ukhty, semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi ya.. kita sama-sama muhasabah aja ya ^^ yang ngepost juga belum tentu baik kok ^^ saling mengingatkan aja okee

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketika Niqab Menjadi Gaya Berbusana

Cantiknya Berhijab